Umur Alam Semesta ( The Age Of The Universe )
Teori kuantum yang
dikembangkan oleh Erwin Schrödinger dan Werner Heisenberg, dan teori
relativitas khusus yang dibangun oleh Albert Einstein pada permulaan abad
keduapuluh dapat dipandang sebagai dua teori fisika yang sangat revolusioner
karena telah memperkenalkan perubahan yang sangat drastis kedalam konsepsi kita
mengenai alam semesta beserta semua fenomena atau peristiwa yang terjadi di
dalamnya. Pemakaian ke dua teori ini telah terbukti sangat ampuh untuk
menjelaskan berbagai masalah fisika fundamental yang belum terpecahkan sampai
akhir abad kesembilanbelas.
Teori kuantum dikembangkan setelah mengamati bahwa benda
mikroskopik seperti atom dan molekul, mempunyai perilaku yang sangat berbeda
dari perilaku benda makroskopik yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kenyataannya, perilaku sebuah benda mikroskopik selalu didasarkan pada prinsip
ketakpastian (Heissenberg uncertainty principle) dan pada tafsiran
kemungkinan (probability interpretation) yang sama sekali tidak
berlaku untuk sebuah benda makroskopik.
Teori relativitas khusus dibangun berdasarkan
pemikiran bahwa ruang dan waktu memainkan peranan yang sama pentingnya untuk
menjelaskan tiap-tiap peristiwa yang terjadi dalam alam semesta ini. Teori ini
sangat sesuai digunakan untuk sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan yang
sangat besar.
Teori medan kuantum (quantum field theory)
yang merupakan gabungan dari teori kuantum dengan teori relativitas khusus
telah berhasil menjelaskan banyak sekali proses yang melibatkan partikel
elementer. Teori ini, yang dirumuskan sebagai sebuah teori medan gauge (gauge
field theory) memungkinkan para ilmuwan fisika untuk memahami ke tiga
interaksi fundamental yang menentukan perilaku partikel-partikel elementer
yakni, interaksi elektromagnetik (electromagnetic interaction), interaksi
lemah (weak interaction) dan interaksi kuat (strong
interaction).
Hasil-hasil yang sangat mengagumkan yang dicapai oleh teori medan
gauge ini adalah sebagai berikut :
1.
Penemuan arus netral lemah (weak neutral current)
2.
Penjelasan mengenai terbentuknya massa partikel elementer melalui pengrusakan
simetri secara spontan (spontaneously broken symmetry).
3.
Pembangunan sebuah model unifikasi dari interaksi elektromagnetik dengan
interaksi lemah oleh Glashow, Weinberg dan Salam (GWS mode). Model unifikasi
ini dikenal sebagai model electroweak (electroweak model).
4.
Pembangunan berbagai model teory unifikasi agung (GUT – grand unified
theory) yang menggabungkan ke tiga interaksi fundamendal tersebut.
5.
Membuka kemungkinan untuk membangun sebuah teori medan kuantum yang
menggabungkan fermion dan boson yang dikenal sebagai teori supersimetri.
6. Pembangunan model supersimetri unifikasi
agung sebagai sebuah teori medan gauge lokal yang memasukkan gravitasi. Model
ini dikenal sebagai model supergravitasi.
Dalam teori medan kuantum, semua partikel
elementer diperlakukan sebagai sebuah benda titik. Benda titik ini menghasilkan
divergensi yang sepenuhnya tidak dapat dilenyapkan. Untuk menghindari
divergensi ini maka teori ini dikembangkan kedalam sebuah teori di mana
partikel elementer itu dipandang bukan sebagai sebuah benda titik, tetapi
sebagai sebuah dawai yang panjangnya 10-33 cm. Teori ini dinamakan teori
superdawai (super string theory). Ternyata teori superdawai ini
memungkinkan penggabungan medan gravitasi dengan interaksi elektromagnetik,
interaksi lemah dan interaksi kuat. Karena itu, teori ini sering juga dinamakan
sebagai teori dari segala sesuatu (theory of everything). Namun
demikian, sampai sekarang ini belum ada satupun teori yang betul-betul dapat
diandalkan untuk menggabungkan ke empat jenis interaksi itu yakni, belum ada
satu teori yang secara menyakinkan mampu menjelaskan adanya gravitasi
kuantum (quantum gravity).
Teori kuantum dan teori relativitas khusus tersebut tidak
memperhitungkan pengaruh medan gravitasi dalam semua proses fisika. Untuk
menjelaskan pengaruh medan gravitasi itu maka pada tahun 1911, Einstein
membangun sebuah teori gravitasi baru yang dinamakan teori relativitas umum (general
theory of relativity).
Dalam teori relativitas khusus dan dalam teori relativitas umum,
arti dari jarak di antara dua benda dalam sebuah ruang berdimensi tiga seperti
yang biasanya kita pahami harus digeneralisir kedalam sebuah interval dalam
sebuah ruang-waktu berdimensi empat. Interval ini dinamakan juga metrik dari
ruang-waktu itu karena bentuk dari interval ini ditentukan oleh
komponen-komponen dari sebuah tensor metrik yang nilainya bergantung pada
materi yang terdapat dalam ruang-waktu tersebut.
Dalam teori relativitas khusus, interval ruang-waktu inilah yang
digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah jam yang bergerak akan menunjukkan
waktu yang lebih lambat dibandingkan kepada waktu yang ditunjukkan oleh jam
yang diam, dan mengapa sebuah tongkat yang bergerak mempunyai panjang yang
lebih pendek dibandingkan kepada panjang dari tongkat itu sewaktu diam.
Dalam teori relativitas umum, interval ruang-waktu itu adalah
sebuah pemecahan dari persamaan medan gravitasi Einstein di luar sebuah
distribusi materi. Interval dari sebuah ruang-waktu dalam teori relativitas
umum selalu mempunyai sebuah singularitas. Singularitas ini
mengindikasikan keberadaan sebuah benda yang sangat masif yang dinamakan lubang
hitam (black hole). Benda yang berperilaku menyerupai sebuah lubang
hitam tetapi dengan arah waktu yang dibalikkan (time reversed black hole)
dinamakan sebuah lubang putih (white hole). Persamaan medan
gravitasi Einstein mengandung sebuah konstanta kosmologi yang sampai sekarang
masih menimbulkan berbagai macam kontroversi. Teori relativitas umum inilah
yang mendasari semua model kosmologi relativistik yang menjelaskan struktur
dari sebuah alam semesta berskala besar.
Berdasarkan sejumlah besar hasil observasi yang didapatkan sampai
sekarang maka disimpulkan bahwa alam semesta ini bersifat homogen dan
isotropik. Walaupun banyak sekali model kosmologi relativistik yang telah
dikembangkan para ilmuwan fisika sampai sekarang, namun menurut catatan sejarah
perkembangannya semua model tersebut diilhami oleh model-model kosmologi
homogen yang mula-mula dibangun oleh Einstein, de Sitter dan Friedmann.
Model Kosmologi Einstein yang dikembangkan pada tahun 1916 adalah
sebuah model kosmologi untuk sebuah struktur ruang waktu yang statis dan yang
mempunyai kelengkungan positif yang konstan. Model ini kemudian dimodifikasi setelah
Hubble menemukan bahwa alam semesta ini bukan statis tetapi terus mengembang.
Model kosmologi de Sitter yang dikembangkan pada tahun 1917 adalah
sebuah model kosmologi untuk sebuah struktur ruang-waktu tanpa materi dan
mempunyai kelengkungan negatif yang konstan. Perlu dicatat bahwa de Sitter
adalah ilmuwan pertama yang membuktikan bahwa materi tidak diperlukan untuk
menghasilkan kelengkungan dari ruang-waktu.
Model kosmologi Friedmann yang dibangun pada tahun 1922 dapat
dipandang sebagai sebuah model yang berada di antara model kosmologi Einstein
dan model kosmologi de Sitter.
Alam semesta yang bersifat homogen dan isotropik yang paling
sering dianalisis mempunyai struktur geometri yang dinyatakan oleh metrik
Robertson-Walker. Metrik ini adalah sebuah pemecahan dari persamaan medan
Einstein vakum dengan memilih konstanta kosmologi yang besarnya sama dengan
nol. Kelahiran alam semesta seperti ini selalu diawali oleh sebuah dentuman
besar (big-bang) yang terjadi pada waktu Planck, t = 10-43 detik.
Metrik ini mengandung sebuah faktor skala yang dapat digunakan untuk menghitung
kecepatan ekspansi dari alam semesta yang biasanya dikenal sebagai konstanta
Hubble. Metrik ini juga mengandung sebuah indeks kelengkungan yang akan
menentukan apakah alam semesta itu merupakan sebuah alam semesta terbuka, alam
semesta datar, atau alam semesta tertutup. Hasil-hasil perhitungan menunjukkan
bahwa masing-masing alam semesta ini mempunyai umur yang ordenya 10 milyar
tahun. Einstein sendiri yakin bahwa alam semesta ini adalah sebuah alam semesta
yang tertutup.
GUT adalah satu-satunya teori yang memungkinkan kita untuk
menelusuri kembali sejarah alam semesta semenjak kelahirannya pada waktu
Planck.
Pada waktu kelahiran alam semesta, besarnya temperatur adalah 1032 derajat
kelvin dan segala sesuatu terdapat dalam bentuk radiasi. Pada waktu-waktu yang
selanjutnya, terjadi pengrusakan simetri yang menghasilkan massa. Tabel berikut
ini memperlihatkan kronologi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak
kelahiran alam semesta, dan juga menunjukkan energi, temperatur dan besarnya
ukuran dari alam semesta pada waktu-waktu yang bersangkutan. Hasil-hasil dalam
tabel ini dihasilkan dari model kosmologi yang digabungkan dengan teori
unifikasi agung (GUT = Grand Unified theory).
Tabel Waktu (s)
|
Energi E = kT (GeV)
|
Temperatur T(K)
|
Diameter dari alam semesta (cm)
|
Apa yang terjadi
|
10-43
|
1019
|
1032
|
10-3
|
Kekacauan kuantum (quantum chaos)
|
10-36
|
1015
|
1028
|
10
|
Pengrusakan SU(5) GUT
|
10-10
|
102
|
1015
|
1014
|
Pengrusakan SU(2)L ⊗ U(1)
|
2
x 10-6
|
1
|
1013
|
1016
|
Anihilasi nukleon
|
2
x 10-4
|
10-1
|
1012
|
1017
|
Anihilasi muon
|
2
|
10-3
|
1010
|
1019
|
Anihilasi pasangan elektron positron
|
200
|
10-4
|
109
|
1020
|
Sintesis nukleon helium
|
1014
|
10-10
|
103
|
1026
|
Atom hidrogen terbentuk
|
1018
|
10-12
|
3
|
1028
|
Sekarang
|
References and credit to : Makalah Prof. P. Silaban, Ph.D. The Age of The Universe
Komentar
Posting Komentar