Si Bajingan Surgaku
Ahh Sialan !
Kenapa aku harus bertemu dengannya ? Laki-laki jelek yang tak tampan sama sekali , dekil , pendek tak seperti pria-pria maskulin lainnya . Huh! Gayanya sama sekali bukan gaya jaman sekarang , tidak modis dan kuno tak seperti teman-teman priaku lainnya . Dia terus saja berusaha mendekatiku , mengajakku bercanda ketika diluar kelas, mengajakku makan siang ketika mata kuliah sudah selesai . Ingin aku menolaknya dengan mentah-mentah , tapi aku tidak tega melihat wajahnya , tidak tega melihatnya selalu dijauhi oleh wanita-wanita metropolis itu .
Ahh Brengsek !
Dia mulai perhatian kepadaku . Setiap harinya selalu ada saja pesan dalam handphoneku yang berasal dari dia . Sesungguhnya aku sama sekali tak tertarik untuk membalasnya , melihat foto profilnya saja aku sudah muak , ingin rasanya aku menghapusnya dari pertemanan ini . Sial! lagi-lagi pesan ini berbunyi dan lagi-lagi dari dirinya yang mengingatkanku untuk makan siang . Dalam hati aku bergumam bahwa tanpa kau ingatkanpun aku juga akan makan , tapi tangan ini tak kuasa untuk 'mendiamkan' pesan itu , tangan ini tak kuasa untuk menghapusnya , dan tangan ini tak kuasa untuk membalasnya . Ahh! apa-apaan ini ? aku tak bisa mengendalikannya .
Si Sialan ini sekarang duduk disebelahku . Dia bercerita tentang hal-hal yang 'aneh' tentang dunia ini , hal-hal yang tak pernah aku dengar di telingaku sebelumnya . Sejujurnya aku tak sudi menatap matanya , aku enggan menatap wajahnya yang tak tampan itu , dan aku muak mendengar cerita-cerita anehnya tentang 'kebenaran' dunia ini , tapi lagi-lagi mataku tak kuasa menatapnya lebih dalam lagi , telingaku tak kuasa mendengarnya lebih detail lagi , pandanganku pun tak bisa teralihkan meski riuhnya suasana kantin siang itu . Ahh Brengsek ! ada apa ini ?
Suatu hari lagi-lagi aku duduk bersama si brengsek itu . Dia kembali memulai perhatian umumnya layaknya laki-laki lain yang sedang mencari 'mangsa' . Dengan nada sinis aku mecoba bertanya kepadanya :
"Kenapa sih kamu sok perhatian gitu sama aku ?"
lalu dia menjawab dengan santainya
" Karena hal itu penting buatku "
"Buatmu ?" tanyaku penuh heran
"Iya, buatku tidak ada hal yang lebih penting kecuali perhatian kepada sesama manusia , terutama wanita karena aku pria" jawabnya
"hah? kenapa bisa begitu ?kenapa bisa perhatian menjadi hal yang paling penting dalam hidupmu?" tanyaku tidak mengerti
"Karena aku tidak pernah diperhatikan . bahkan sejak kakiku menapak dunia ini aku tidak pernah diperthatikan terutama oleh wanita." jawabnya
Aku berdesir mendengar jawabannya . Brengsek! dia telah menarikku ke dalam jawaban . Lagi dengan sinisnya aku bertanya ,
"kenapa harus aku yang kamu perhatikan ? disana banyak wanita lain bukan ?"
dia menjawab dengan senyum dan menatap mataku
"karena wanita disana tidak mau aku perhatikan . Cuma kamu yang masih mau aku perhatikan , setidaknya sampai saat ini . entah beberapa saat lagi mungkin kamu akan menjadi sama seperti wanita disana."
Aku terdiam mendengar jawabannya. Sial sekali si bajingan ini , membuatku tersipu dengan kata-katanya . Ahh mungkinkah ini ? Cinta ?
Ahh Brengsek !
Mungkinkah ini cinta ? ahh tidak ! aku tidak mungkin jatuh cinta kepada laki-laki jelek itu yang tak keren sama sekali . Ahh tidak mungkin ! tidak mungkin aku jatuh cinta kepada laki-laki yang hanya bermodal sepeda butut itu , sementara aku membawa mobil keren keluaran terbaru ini . Ahh tidak mungkin ! tidak mungkin aku jatuh cinta kepada laki-laki yang hanya bisa membuat karya-karya seni tanpa penghasilan yang tetap . Ahh tidak ! dia hanya laki-laki anak penjual mie ayam yang tak punya apa-apa , tak mungkin aku jatuh cinta kepadanya , mau apa kata dunia ?. Tapi sialnya aku selalu tersenyum melihat pesannya di handphoneku , sialnya aku selalu menanti pesannya setiap hari , sialnya aku selalu merasa kehilangan ketika dia sama sekali tidak mengirim pesannya .ahh sial !
Sampai suatu hari tidak ada pesan lagi darinya . sudah berhari-hari tak ada perhatian-perhatian manisnya di handphoneku lagi walau masih sering aku melihatnya berjalan sendiri didepan kantin kampusku , inigin aku mengahmpiri tapi apalah daya gengsi telah mengalahkanku . Berhari-hari aku merasa kehilangan si brengsek itu , berhari-hari pula aku tak mendengar filsafat-filsafat anehnya itu , berhari-hari pula aku menunggunya untuk duduk bersama lagi , tapi tak ada , dia masih berjalan sendiri disana tanpa ada yang memperhatikannya kecuali aku , ya kecuali aku .
Siang itu dia duduk sendiri pojok sebuah koridor kampus . dengan keberanianku , aku hapuskan semua gengsi yang ada , aku menghampirinya dan duduk disampingnya sambil berkata masih dengan sinisnya ,
"hei, kemana aja kamu ? apa kabar ? "
tapi dia tidak menjawabnya , dia hanya tersenyum . beberapa saat dia kemudian menatapku tajam sambil berkata ,
"ternyata memang kamu tidak sama seperti wanita disana" .
Kini aku baru menyadarinya bahwa si sialan itu bagaiakan Magnet untukku , selalu menarikku agar selalu dekat dengannya .
Kini aku baru menyadarinya , bahwa dia bagaikan 'putih yang mengisi hitamnya diriku'
Kini aku baru menyadarinya , bahwa dia bagaikan 'air yang membasahi tandusnya gurun pasirku'
bahwa dia bagaikan 'suara jangkrik yang mengisi sepinya malamku'
bahwa dia adalah 'Surga' yang selama ini aku cari .
-------------------------------------
Kenapa aku harus bertemu dengannya ? Laki-laki jelek yang tak tampan sama sekali , dekil , pendek tak seperti pria-pria maskulin lainnya . Huh! Gayanya sama sekali bukan gaya jaman sekarang , tidak modis dan kuno tak seperti teman-teman priaku lainnya . Dia terus saja berusaha mendekatiku , mengajakku bercanda ketika diluar kelas, mengajakku makan siang ketika mata kuliah sudah selesai . Ingin aku menolaknya dengan mentah-mentah , tapi aku tidak tega melihat wajahnya , tidak tega melihatnya selalu dijauhi oleh wanita-wanita metropolis itu .
Ahh Brengsek !
Dia mulai perhatian kepadaku . Setiap harinya selalu ada saja pesan dalam handphoneku yang berasal dari dia . Sesungguhnya aku sama sekali tak tertarik untuk membalasnya , melihat foto profilnya saja aku sudah muak , ingin rasanya aku menghapusnya dari pertemanan ini . Sial! lagi-lagi pesan ini berbunyi dan lagi-lagi dari dirinya yang mengingatkanku untuk makan siang . Dalam hati aku bergumam bahwa tanpa kau ingatkanpun aku juga akan makan , tapi tangan ini tak kuasa untuk 'mendiamkan' pesan itu , tangan ini tak kuasa untuk menghapusnya , dan tangan ini tak kuasa untuk membalasnya . Ahh! apa-apaan ini ? aku tak bisa mengendalikannya .
Si Sialan ini sekarang duduk disebelahku . Dia bercerita tentang hal-hal yang 'aneh' tentang dunia ini , hal-hal yang tak pernah aku dengar di telingaku sebelumnya . Sejujurnya aku tak sudi menatap matanya , aku enggan menatap wajahnya yang tak tampan itu , dan aku muak mendengar cerita-cerita anehnya tentang 'kebenaran' dunia ini , tapi lagi-lagi mataku tak kuasa menatapnya lebih dalam lagi , telingaku tak kuasa mendengarnya lebih detail lagi , pandanganku pun tak bisa teralihkan meski riuhnya suasana kantin siang itu . Ahh Brengsek ! ada apa ini ?
Suatu hari lagi-lagi aku duduk bersama si brengsek itu . Dia kembali memulai perhatian umumnya layaknya laki-laki lain yang sedang mencari 'mangsa' . Dengan nada sinis aku mecoba bertanya kepadanya :
"Kenapa sih kamu sok perhatian gitu sama aku ?"
lalu dia menjawab dengan santainya
" Karena hal itu penting buatku "
"Buatmu ?" tanyaku penuh heran
"Iya, buatku tidak ada hal yang lebih penting kecuali perhatian kepada sesama manusia , terutama wanita karena aku pria" jawabnya
"hah? kenapa bisa begitu ?kenapa bisa perhatian menjadi hal yang paling penting dalam hidupmu?" tanyaku tidak mengerti
"Karena aku tidak pernah diperhatikan . bahkan sejak kakiku menapak dunia ini aku tidak pernah diperthatikan terutama oleh wanita." jawabnya
Aku berdesir mendengar jawabannya . Brengsek! dia telah menarikku ke dalam jawaban . Lagi dengan sinisnya aku bertanya ,
"kenapa harus aku yang kamu perhatikan ? disana banyak wanita lain bukan ?"
dia menjawab dengan senyum dan menatap mataku
"karena wanita disana tidak mau aku perhatikan . Cuma kamu yang masih mau aku perhatikan , setidaknya sampai saat ini . entah beberapa saat lagi mungkin kamu akan menjadi sama seperti wanita disana."
Aku terdiam mendengar jawabannya. Sial sekali si bajingan ini , membuatku tersipu dengan kata-katanya . Ahh mungkinkah ini ? Cinta ?
Ahh Brengsek !
Mungkinkah ini cinta ? ahh tidak ! aku tidak mungkin jatuh cinta kepada laki-laki jelek itu yang tak keren sama sekali . Ahh tidak mungkin ! tidak mungkin aku jatuh cinta kepada laki-laki yang hanya bermodal sepeda butut itu , sementara aku membawa mobil keren keluaran terbaru ini . Ahh tidak mungkin ! tidak mungkin aku jatuh cinta kepada laki-laki yang hanya bisa membuat karya-karya seni tanpa penghasilan yang tetap . Ahh tidak ! dia hanya laki-laki anak penjual mie ayam yang tak punya apa-apa , tak mungkin aku jatuh cinta kepadanya , mau apa kata dunia ?. Tapi sialnya aku selalu tersenyum melihat pesannya di handphoneku , sialnya aku selalu menanti pesannya setiap hari , sialnya aku selalu merasa kehilangan ketika dia sama sekali tidak mengirim pesannya .ahh sial !
Sampai suatu hari tidak ada pesan lagi darinya . sudah berhari-hari tak ada perhatian-perhatian manisnya di handphoneku lagi walau masih sering aku melihatnya berjalan sendiri didepan kantin kampusku , inigin aku mengahmpiri tapi apalah daya gengsi telah mengalahkanku . Berhari-hari aku merasa kehilangan si brengsek itu , berhari-hari pula aku tak mendengar filsafat-filsafat anehnya itu , berhari-hari pula aku menunggunya untuk duduk bersama lagi , tapi tak ada , dia masih berjalan sendiri disana tanpa ada yang memperhatikannya kecuali aku , ya kecuali aku .
Siang itu dia duduk sendiri pojok sebuah koridor kampus . dengan keberanianku , aku hapuskan semua gengsi yang ada , aku menghampirinya dan duduk disampingnya sambil berkata masih dengan sinisnya ,
"hei, kemana aja kamu ? apa kabar ? "
tapi dia tidak menjawabnya , dia hanya tersenyum . beberapa saat dia kemudian menatapku tajam sambil berkata ,
"ternyata memang kamu tidak sama seperti wanita disana" .
Kini aku baru menyadarinya bahwa si sialan itu bagaiakan Magnet untukku , selalu menarikku agar selalu dekat dengannya .
Kini aku baru menyadarinya , bahwa dia bagaikan 'putih yang mengisi hitamnya diriku'
Kini aku baru menyadarinya , bahwa dia bagaikan 'air yang membasahi tandusnya gurun pasirku'
bahwa dia bagaikan 'suara jangkrik yang mengisi sepinya malamku'
bahwa dia adalah 'Surga' yang selama ini aku cari .
-------------------------------------
Komentar
Posting Komentar