Cintaku Kepada Tuhan

Kala itu aku telah terombang ambing dalam ketidakpastian .Aku bimbang akan arah hidupku yang tak menentu , terlebih lagi aku telah kesulitan dalam masalah keuangan yang sama sekali menyiksa diriku. Aku tak tahu harus berbuat apa dan aku tak ingin melakukan apa-apa , yang akhirnya aku hanya berdoa kepada Tuhan yang sangat aku cintai . Setiap hari aku memohon kepadanya dengan segala kepasrahan yang ada dalam hatiku . Dalam setiap doa-doaku aku memohon banyak sekali permintaan , seperti aku memohon rejeki , uang , kemudahan dalam meraih cita-citaku serta kesehatan dan keselamatan . Setelah itu aku menanti dan menanti jawaban dari tuhan . Aku menanti dan menanti dalam kebimbangan dan ketidakpastian , aku terus berharap Tuhan akan memberi apa yang aku harapkan tadi .Lama sudah aku menunggu tapi sepertinya Tuhan diam dan membisu . Tak ada balasan dari pengharapan-pengharapanku tadi . Mungkinkah Tuhan masih tidur ? atau terlalu sibuk dengan pengharapan manusia ?
Salah seorang teman menasehatiku bahwa Tuhan tidak pernah tidur , itu adalah ujian kesabaranku , ujian imanku untuk tetap setia kepadanya .Aku menurut saja akan nasehat dari temanku itu , aku tetap menanti dan menanti .Hingga suatu ketika aku telah mendapat jawaban dari kesabaranku menanti itu . Aku mendapat sejumlah uang sebagai upahku telah membantu menyelesaikan pekerjaan Saudaraku. Lalu temanku berkata bahwa ini adalah karunia Tuhan , jawaban atas doa-doaku kepadanya . Dia berkata bahwa uang ini hasil pemberian Tuhan yang telah menjawab kesetiaan imanmu , tapi aku semakin bingung dan bingung . Bingung karena yang memberiku uang adalah Saudaraku , bukan Tuhan . Aku coba mengatakannya kepada temanku itu , tapi ia menolak argumenku dan berkata bahwa Tuhan telah menjelma kepada saudaramu itu dan memberimu uang , jika bukan karena kuasanya kamu tidak akan bisa mendapat uang dari saudaramu itu. Aku jadi semakin bingung dan dalam hati aku bergumam, "aku tidak akan mendapat uang kalau aku tidak menyelesaikan pekerjaan saudaraku itu . Apa ketika aku tidak menerima pekerjaan itu , pekerjaan itu akan datang sendiri kepadaku untuk menjawab semua doa-doaku ? lalu dimana letak Tuhan ?"

Hari-hari berlalu dan aku masih sering meminta pertolongan kepada Tuhan yang sangat aku cintai itu . Aku memohon pada setiap kesempatanku , tapi lagi-lagi bukan Tuhan yang menolongku, tapi teman-temanku yang baik hati , saudaraku , dan juga sahabat-sahabatku . Aku semakin bertanya-tanya tentang peran Tuhan dalam hidupku yang tak bisa aku rasakan . Pernah suatu ketika aku hampir saja jatuh dari kendaraanku dan bertabrakan dengan kendaraan lain ketika mesin motorku mati dengan tiba-tiba , tapi berkat rem sepedaku yang aku rawat dengan baik , aku berhasil menghindari kecelakaan itu . Lalu aku kembali bertanya-tanya , yang memberiku keselamatan Tuhan atau rem sepedaku ini ?
pernah juga suatu ketika salah seorang temanku bercerita bahwa dia baru saja 'diperingatkan' oleh Tuhan karena tidak mendengarkan pesan dari orang tuanya . Aku yang sangat tertarik mendengar itu , mencoba terus bertanya seperti apa cara Tuhan memperingatkan temanku itu . Temanku bercerita bahwa dia tidak mendengar nasehat orang tuanya untuk tidak pulang malam , tapi ia bandel dengan tetap pulang larut malam . Alhasil , dia pun mengalami kecelakaan dengan 2 orang pengendara sepeda motor yang sedang mabuk dan dia dipukuli tanpa bisa melawannya . Setelah itu dia pulang dan menurut orang tuanya dia telah 'diperingatkan' oleh Tuhan. Sebuah cerita yang awalnya membuatku sangat tertarik mendengarnya kini menjadi sebuah kebingungan yang menyeruak didalam otakku . Aku bingung jika itu peringatan dari Tuhan , apakah Tuhan memperbolehkan 2 orang itu mabuk dan memukuli sesamanya manusia hanya untuk menunjukkan eksistensi dirinya ? berarti aku boleh saja memukul temanku dan berkata 'ini peringatan dari Tuhan buatmu ?'
Entahlah aku semakin bingung dengan semua ini .

Hingga Akhirnya ketika usiaku telah memasuki usia Dewasa awal , aku memutuskan untuk tetap mencintai Tuhan .
Aku sangat-sangat mencintainya hingga aku tak pernah lagi meminta uang kepadanya , karena aku tahu , Tuhan bukan 'bank' yang terus memproduksi uang untukku .
Aku sangat-sangat mencintainya hingga aku tak pernah lagi meminta perlindungan kepadanya , karena aku tahu, Tuhan bukan 'polisi' atau 'satpam' yang bisa terus menjagaku siang-malam.
Aku sangat-sangat mencintainya hingga aku tak pernah lagi meminta keselamatan kepadanya , karena aku tahu , Tuhan bukan 'rem' sepedaku yang bisa menghindarkan aku dari kecelakaan.
Aku sangat-sangat mencintainya hingga aku tak pernah lagi meminta kesembuhan kepadanya , karena aku tahu , Tuhan bukan 'obat' atau 'dokter' yang bisa menyembuhkanku ketika aku sakit.

Aku sangat amat mencintai Tuhan , hingga aku tak mau lagi merepotkannya dengan 'kemalasan-kemasalan dan kemanjaanku yang begitu banyak'
Aku sangat amat mencintai Tuhan , hingga aku tak mau lagi menganggunya . Aku harus bisa mandiri tanpa Tuhan .
Aku sadar bahwa Tuhan masih sangat sibuk dengan permohonan-permohonan manusia yang sangat banyak , sehingga aku tak ingin lagi menambah pekerjaan tuhan dan membuatnya sibuk dengan kemalasanku .
Aku hanya ingin menjadi Tuhan untuk diriku sendiri
Aku hanya ingin menjadi Tuhan untuk membantu sesamaku manusia ketika mengalami kesusahan dalam hidupnya , sama seperti sifat Tuhan yang selalu membantu siapa saja yang kesusahan .

Itulah bukti Cintaku yang teramat besar kepada Dia yang pernah mengisi masa kecilku
Dia yang pernah aku harapkan dulu , Dialah Sang Tuhan.

Komentar

Postingan Populer