'Relativitas' Cinta yang Terbatas Jarak
Awalnya tidak ada masalah ketika dia akan pergi meninggalkanku untuk sementara. Pergi menuju peraduannya untuk menggapai semua mimpi , untuk meraih semua cita-cita mudanya . Dia adalah sesosok wanita anggun penuh kharisma yang selama ini aku puja , yang selama ini selalu berada dalam mimpiku setiap aku tidur. Dia adalah wanita jelita yang mencintaiku dengan ketulusannya , mencintaiku apa adanya, begitu juga diriku kepadanya. Tidak mudah rasanya mengubah sebuah kebiasaan bersama selama 4 tahun ini dengan keputusannya yang akan meninggalkanku . Tidak mudah rasanya menghilangkan bayang peluknya yang selalu memelukku disaat aku terjatuh , menciumku ketika aku telah 'lelah' . Tidak mudah rasanya mengganti sosoknya yang selama ini bisa aku sentuh dengan kulitku dengan hanya terbatas layar kaca berdurasi yang sama sekali tak bisa aku rasakan dengan kulitku . ya , memang sulit , tapi dia telah memutuskannya .
----
Hari ini dia telah pergi . Pergi dari batas cakrawala mataku , terpisahkan oleh samudra Maha luas yang terbentang ,dan memisahkan waktuku bersamanya. Kini aku akan merasakan hangatnya matahari pagi sendiri , sedangkan dia disana masih merasakan dinginnya malam. Kini aku akan melihat purnama itu sendiri , sedangkan dia disana masih bermandikan cahaya sang surya. Tentu hal ini sangat menyiksa untukku , tapi aku harus bisa menerimanya dengan 'kejantanan' hatiku , hati seorang pria dewasa yang mencintai wanitanya.
Awal hubungan jauh ini masih sangat romantis , masih sama seperti ketika dekat dahulu. Ya ,itu awalnya . Awal dari semua kehancuran .
----
12 Bulan sudah hubungan jauh ini berjalan . Entah apa yang membuatnya susah untuk kembali ke negeri ini. Mungkin dia terlalu sibuk dengan studinya atau dengan pekerjaan paruh waktunya disana , atau mungkin dia telah menemukan kenyamanan yang lebih disana dibanding bertemu denganku disini. 12 Bulan sudah aku tidak dapat merasakan kehangatan pelukan seorang wanita . 12 bulan sudah tidak ada yang membasuh 'keringat peluh penuh emosi' ini , tidak ada ciuman seorang wanita lagi dan aku telah 'kering' tanpa adanya perhatian dari sesosok makhluk hawa itu. Entahlah , meski kita masih berkomunikasi penuh mesra tapi sepertinya telah tercipta sebuah jarak yang menjauhkan hati kita. Menjauhkan dari masa bersama dalam ruang waktu yang sama , menjadi sebuah 'dimensi-dimensi' baru yang tak pernah berujung. Komitmen itu masih tertanam dalam memori ini . Komitmen kita untuk saling setia satu sama lain , dan selalu berkomunikasi nan mesra masih tergambar jelas di sanubariku , tapi entah mengapa sepertinya 'relativitas' waktu ini yang mengikisnya secara perlahan. Sedikit demi sedikit hingga aku tak bisa merasakannya.
----
Hari ini aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya sejak hubungan jauh ini dimulai. Ini adalah bulan ke 19 setelah hubungan jauh ini dimulai. Aku yang sudah 'lelah' dan 'kering' ini tak sabar untuk menemuinya. Malam itu kami duduk berdua untuk makan malam , melepas semua rasa kangen ini yang telah 'menggumpal' selama 19 bulan. Awalnya kita terlihat seperti sepasang kekasih biasa yang penuh dengan cinta menggelora , tapi ada perasaan aneh yang muncul dari hati ini . Perasaan aneh itu adalah perasaan bahwa dia tidak seperti dulu lagi. Bahwa dia tak seperti wanitaku yang dulu mencintaiku dengan tulus. Sepertinya hati ini telah tercipta jarak yang sangat jauh , hingga aku tak bisa merasakan 'panasnya' cinta yang dulu aku rasakan sebelum dia pergi. 'Phaneron-phaneron' baru telah tercipta diantara kita , apakah ini sebuah 'evolusi' dari dirinya ? yang berarti aku tidak bisa menemukan wanitaku yang dulu lagi dan harus 'mengubah' haluan cintaku kepada sosok wanita baru yang ada di depanku ini .
----
Hari-hari disaat kepulangannya tak aku sia-siakan. Demi membuktikan bahwa dugaanku salah kepadanya , aku merelakan waktu dan tenagaku untuk menemuinya setiap hari. Hanya 14 hari dia disini karena tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk kembali kesana. Setiap hari aku ingin bersamanya , setiap waktu malah . Hingga hari-hari terkahirnya disini aku menyerah pada 'intuisi'ku. Aku menyerah karena aku tak bisa mematahkan dugaanku sendiri. Ya, dugaanku benar , aku telah kehilangan sosok wanitaku yang dulu mencintaiku dengan ketulusannya , yang membasuh luka-lukaku dengan cintanya , yang menciumku untuk meredakan emosiku . Ya, aku kehilangannya setelah terbentangnya jarak yang sangat luas ini. Aku memberanikan diri untuk mengatakan apa yang aku rasakan kepadanya. Dia menanggapinya dengan penuh ketenangan dan hanya mengatakan , "inilah aku yang sekarang yang tak seperti dulu lagi" . Sebuah jawaban yang tak menjawab semua 'kehausan'ku tentang sosok wanita lamaku yang benar-benar telah hilang dari cakrawala duniaku .
----
Bulan ini adalah bulan ke 25 setelah hubungan jauhku bersamanya dan sekaligus bulan tekakhirku menjalani kisah cinta ini. Aku telah lelah dengan 'kekeringan' ini , aku telah bosan dengan penantian panjang ini dan bahwa aku sangat tidak siap dengan 'evolusi'nya itu. Aku menyesal tidak ada berada di dekatnya ketika proses 'evolusi'nya berlangsung , sehingga aku tak siap pula menerimanya. Aku telah menjelaskan semuanya dan dia telah menerimanya dengan segala kerendahan hati dan juga dia telah menemukan kenyamanannya disana.
Kini aku benar-benar menyesal kepada diriku sendiri yang membiarkannya pergi. Menyesal kepada awal yang tak bermasalah hingga tercipta akhir yang penuh kesakitan ini. Kini aku menyesal telah kehilangan sosok wanita hebatku yang selama 4 tahun itu menemaniku dalam kesendirian , memelukku dalam kehampaan , menciumku dalam kekeringan dan bahwa aku sangat menyesal telah menjalin hubungan dengan sosok wanita baru selama 25 bulan ini .
Kini aku telah benar-benar sendiri dalam kesendirian, hampa dalam kehampaan , dan kerontang dalam kekeringan panjang.
~ Sandi Pralistya .
----
Hari ini dia telah pergi . Pergi dari batas cakrawala mataku , terpisahkan oleh samudra Maha luas yang terbentang ,dan memisahkan waktuku bersamanya. Kini aku akan merasakan hangatnya matahari pagi sendiri , sedangkan dia disana masih merasakan dinginnya malam. Kini aku akan melihat purnama itu sendiri , sedangkan dia disana masih bermandikan cahaya sang surya. Tentu hal ini sangat menyiksa untukku , tapi aku harus bisa menerimanya dengan 'kejantanan' hatiku , hati seorang pria dewasa yang mencintai wanitanya.
Awal hubungan jauh ini masih sangat romantis , masih sama seperti ketika dekat dahulu. Ya ,itu awalnya . Awal dari semua kehancuran .
----
12 Bulan sudah hubungan jauh ini berjalan . Entah apa yang membuatnya susah untuk kembali ke negeri ini. Mungkin dia terlalu sibuk dengan studinya atau dengan pekerjaan paruh waktunya disana , atau mungkin dia telah menemukan kenyamanan yang lebih disana dibanding bertemu denganku disini. 12 Bulan sudah aku tidak dapat merasakan kehangatan pelukan seorang wanita . 12 bulan sudah tidak ada yang membasuh 'keringat peluh penuh emosi' ini , tidak ada ciuman seorang wanita lagi dan aku telah 'kering' tanpa adanya perhatian dari sesosok makhluk hawa itu. Entahlah , meski kita masih berkomunikasi penuh mesra tapi sepertinya telah tercipta sebuah jarak yang menjauhkan hati kita. Menjauhkan dari masa bersama dalam ruang waktu yang sama , menjadi sebuah 'dimensi-dimensi' baru yang tak pernah berujung. Komitmen itu masih tertanam dalam memori ini . Komitmen kita untuk saling setia satu sama lain , dan selalu berkomunikasi nan mesra masih tergambar jelas di sanubariku , tapi entah mengapa sepertinya 'relativitas' waktu ini yang mengikisnya secara perlahan. Sedikit demi sedikit hingga aku tak bisa merasakannya.
----
Hari ini aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya sejak hubungan jauh ini dimulai. Ini adalah bulan ke 19 setelah hubungan jauh ini dimulai. Aku yang sudah 'lelah' dan 'kering' ini tak sabar untuk menemuinya. Malam itu kami duduk berdua untuk makan malam , melepas semua rasa kangen ini yang telah 'menggumpal' selama 19 bulan. Awalnya kita terlihat seperti sepasang kekasih biasa yang penuh dengan cinta menggelora , tapi ada perasaan aneh yang muncul dari hati ini . Perasaan aneh itu adalah perasaan bahwa dia tidak seperti dulu lagi. Bahwa dia tak seperti wanitaku yang dulu mencintaiku dengan tulus. Sepertinya hati ini telah tercipta jarak yang sangat jauh , hingga aku tak bisa merasakan 'panasnya' cinta yang dulu aku rasakan sebelum dia pergi. 'Phaneron-phaneron' baru telah tercipta diantara kita , apakah ini sebuah 'evolusi' dari dirinya ? yang berarti aku tidak bisa menemukan wanitaku yang dulu lagi dan harus 'mengubah' haluan cintaku kepada sosok wanita baru yang ada di depanku ini .
----
Hari-hari disaat kepulangannya tak aku sia-siakan. Demi membuktikan bahwa dugaanku salah kepadanya , aku merelakan waktu dan tenagaku untuk menemuinya setiap hari. Hanya 14 hari dia disini karena tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk kembali kesana. Setiap hari aku ingin bersamanya , setiap waktu malah . Hingga hari-hari terkahirnya disini aku menyerah pada 'intuisi'ku. Aku menyerah karena aku tak bisa mematahkan dugaanku sendiri. Ya, dugaanku benar , aku telah kehilangan sosok wanitaku yang dulu mencintaiku dengan ketulusannya , yang membasuh luka-lukaku dengan cintanya , yang menciumku untuk meredakan emosiku . Ya, aku kehilangannya setelah terbentangnya jarak yang sangat luas ini. Aku memberanikan diri untuk mengatakan apa yang aku rasakan kepadanya. Dia menanggapinya dengan penuh ketenangan dan hanya mengatakan , "inilah aku yang sekarang yang tak seperti dulu lagi" . Sebuah jawaban yang tak menjawab semua 'kehausan'ku tentang sosok wanita lamaku yang benar-benar telah hilang dari cakrawala duniaku .
----
Bulan ini adalah bulan ke 25 setelah hubungan jauhku bersamanya dan sekaligus bulan tekakhirku menjalani kisah cinta ini. Aku telah lelah dengan 'kekeringan' ini , aku telah bosan dengan penantian panjang ini dan bahwa aku sangat tidak siap dengan 'evolusi'nya itu. Aku menyesal tidak ada berada di dekatnya ketika proses 'evolusi'nya berlangsung , sehingga aku tak siap pula menerimanya. Aku telah menjelaskan semuanya dan dia telah menerimanya dengan segala kerendahan hati dan juga dia telah menemukan kenyamanannya disana.
Kini aku benar-benar menyesal kepada diriku sendiri yang membiarkannya pergi. Menyesal kepada awal yang tak bermasalah hingga tercipta akhir yang penuh kesakitan ini. Kini aku menyesal telah kehilangan sosok wanita hebatku yang selama 4 tahun itu menemaniku dalam kesendirian , memelukku dalam kehampaan , menciumku dalam kekeringan dan bahwa aku sangat menyesal telah menjalin hubungan dengan sosok wanita baru selama 25 bulan ini .
Kini aku telah benar-benar sendiri dalam kesendirian, hampa dalam kehampaan , dan kerontang dalam kekeringan panjang.
~ Sandi Pralistya .
Komentar
Posting Komentar