Akhir Sebuah Cinta yang Tak Berujung

Sesaat lagi sang Permaisuri itu akan tiba di ujung jembatan yang membawanya menuju Istananya . Perasaan sedih , senang , marah , dan cinta bergejolak dalam dirinya . Sang Permaisuri sesungguhnya tidak ingin meninggalkan jembatan yang telah memberinya pengalaman yang berharga dalam hidupnya itu , tapi Ia juga tidak bisa menolak Istana nya yang sudah sangat dekat .
Di dalam Istana itulah terdapat mimpi nya yang sudah lama Ia kejar .
Di dalam singgasana itu pula terdapat sang Pangeran yang akan membawanya menuju 'kebahagiaan' sejati , 'kebahagiaan' yang belum pernah Ia rasakan sebelum nya . 
Disana pula terdapat 'semesta' kecilnya yang siap membawanya menuju 'keabadian' sejati . 'Keabadian' yang diinginkan oleh semua orang ,

maka sesaat sebelum langkah nya berakhir di Jembatan itu , sang Permaisuri dengan penuh kegalauan mengutarakan isi hatinya ,
" Duhai sang Jembatan ku  , aku sungguh-sungguh tidak ingin untuk meninggalkan mu , aku sungguh-sungguh masih ingin disini bersama mu , menikmati hangat nya cahaya sang 'Bhaskara' , merindukan hembusan angin senja yang merasuk kalbu , memandang cakrawala dan menyaksikan Nirwana bermandikan sutra Dewata .
Ohh Jembatan ku , aku tak bisa meninggalkan mu ."  Sambil terisak-isak karena tangis nya yang telah jatuh .

Dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang sang Jembatan berkata dalam diamnya kepada Sang Permaisuri itu ,
" wahai Permaisuri sayang , wahai Permaisuri tercinta tak usahlah engkau membuang air mata mu kepada ku. Lihatlah di depan sana adalah mimpi mu , mimpi yang telah engkau kejar selama ini . 
Duhai Permaisuri ku , aku juga sangat mencintaimu , aku juga sangat menyayangimu , tapi apa daya nya   diriku , tak kuasalah aku menahan sang 'Istana' itu untuk terus ada di hatimu , tak kuasalah aku untuk menghentikan sang 'Istana' itu untuk terus mendekati dirimu.
 ooh wahai sang Permaisuri jiwa ku , kurasa cukuplah waktu ku untuk menghantarkan mu menuju singgasana kebahagiaan mu , kurasa cukuplah waktu ku untuk menghubungkan mu menuju 'Semesta' keabadian mu , dan kurasa cukup pula waktu ku untuk memberi mu pengalaman dan pengertian tentang hidup ini .
 ohh wahai Permaisuri bidadari sukma ku , terima kasih telah melewati ku , melewati jembatan yang rapuh ini . Aku sungguh senang engkau telah melewati jembatan usang ini , bersamamu aku merasakan hebatnya kekuatan cinta , merasakan indahnya Cakrabuana jagat raya ini , mengerti akan arti dari kehidupan ini . Maafkanlah aku oh wahai Permaisuriku yang hanya menghadirkan Dukha kepadamu , yang tak bisa menghadirkan indahnya angkasa seperti sang Istana itu .
Wahai sang Permaisuriku , ketika engkau telah bahagia di dalam Istana mu itu , tengoklah sejenak di jendelamu dan lihatlah bahwa jembatan ini masih berdiri dengan rapuh nya di depan istana mu , berdiri dengan usang karena sang waktu , berdiri dalam diamnya terkikis oleh 'sabda-sabda' duniawi dan bersiap untuk menghantar kan Permaisuri lain ke dalam Istana nya masing-masing .
Ohh sang Permaisuri jelita , biarlah 'cendana' ini yang akan menghapus kerinduan sukma ku terhadapmu , dan biarlah 'lentera merah' ini yang akan menemaniku dalam gelapnya malam tak berujung .
Selamat tinggal Permaisuriku , jangan pernah lupakan aku . "

setelah itu sang Permaisuri memasuki singgasana nya , meninggalkan sang Jembatan yang masih terdiam dan membisu dengan rapuhnya .

----------------------------------------------------------
terinspirasi oleh kisah cinta pribadi
~Sandipralistya

Komentar

Postingan Populer