Serendipiti
Dia terduduk diam , memandang angkasa tanpa harapan.
Sorot matanya kosong tanpa tujuan , hanya desah angin yang terdengar.
Traumanya datang , tatkala melihat ilusi wajah sang algojo tercermin di awan putih yang menaunginya.
Sesaat air matanya jatuh , bertubi-tubi dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ,
Selangkangannya telah kotor!
Deras makin deras, air matanya tak terbendung!
Sanubarinya tercerai berai , laki-laki yang dicintainya telah menodainya.
Keputus asaan datang dalam rintihan tak berujung
Dia mulai berteriak dalam diam , menghujat dalam isaknya ,
Kapankah Sangkakala akan terdengar ?!
Kemudian samar-samar terlihat sosok pria menghampiri
Kembali ia cemas
Sang pria duduk disampingnya , memandang cakrawala dengan sorot tajam.
Kata-kata mulai keluar dari mulutnya ,
"Duhai yang terkasih , tahukah kamu diatas sana bintang-bintang saling menyinari , tak peduli seberapa jauh , seberapa gelap planet itu , usahanya untuk menyinari begitu dahsyat tak peduli siapa saja yg akan menerima sinarnya , bahkan jika sinarnya hanya sampai kepada ruang hampa tak bertuan , atau bahkan jika sinarnya terserap oleh lubang hitam dan akhirnya mati , tapi bintang tetaplah bersinar sampai supernova menghancurkannya .
Duhai yang tersayang , tahukah kamu merpati-merpati disana , pejantannya begitu mencintai betinanya , tak peduli seberapa sering betinanya bercinta dengan pejantan lain , tak peduli seberapa sering sang betina menelurkan anak dari pejantan lain , sang pejantan itu dengan sabar membawakan makan ke sarangnya , menyuapi anak-anaknya , dan dengan gigih melindungi keluarga kecilnya dari terpaan badai yang memporak-porandakan sarangnya , sang jantan tetap berada disampingnya .
Duhai sang pujaan hati , tidakkah kau sadari disampingmu ini , telah duduk seorang pria yang mencintaimu sepenuh hati , tak peduli seberapa hancur dirimu , tak peduli seberapa kotor selangkanganmu , pria ini tetap mendekat kepadamu , menyeka air matamu dan mendekapmu sembari memandang sang senja yang mulai menghampiri . Tidakkah kamu sadari pria yang sedari tadi duduk disinilah yang tak mempedulikan seberapa buruk masa lalumu , melainkan mempermasalahkan detik ini dan masa depan .
Karena aku tak mencintai selangkanganmu , atau sebagian dari dirimu , melainkan aku mencintai dirimu sepenuhnya , sang wanita yang telah lama aku puja"
Dia memandang pria itu
Sorotnya tak lagi kosong , sungguh penuh harapan
Bibirnya tak kuasa untuk tersenyum
Sang Semesta kecil telah menghampirinya !
~Sandi Pralistya
Sorot matanya kosong tanpa tujuan , hanya desah angin yang terdengar.
Traumanya datang , tatkala melihat ilusi wajah sang algojo tercermin di awan putih yang menaunginya.
Sesaat air matanya jatuh , bertubi-tubi dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ,
Selangkangannya telah kotor!
Deras makin deras, air matanya tak terbendung!
Sanubarinya tercerai berai , laki-laki yang dicintainya telah menodainya.
Keputus asaan datang dalam rintihan tak berujung
Dia mulai berteriak dalam diam , menghujat dalam isaknya ,
Kapankah Sangkakala akan terdengar ?!
Kemudian samar-samar terlihat sosok pria menghampiri
Kembali ia cemas
Sang pria duduk disampingnya , memandang cakrawala dengan sorot tajam.
Kata-kata mulai keluar dari mulutnya ,
"Duhai yang terkasih , tahukah kamu diatas sana bintang-bintang saling menyinari , tak peduli seberapa jauh , seberapa gelap planet itu , usahanya untuk menyinari begitu dahsyat tak peduli siapa saja yg akan menerima sinarnya , bahkan jika sinarnya hanya sampai kepada ruang hampa tak bertuan , atau bahkan jika sinarnya terserap oleh lubang hitam dan akhirnya mati , tapi bintang tetaplah bersinar sampai supernova menghancurkannya .
Duhai yang tersayang , tahukah kamu merpati-merpati disana , pejantannya begitu mencintai betinanya , tak peduli seberapa sering betinanya bercinta dengan pejantan lain , tak peduli seberapa sering sang betina menelurkan anak dari pejantan lain , sang pejantan itu dengan sabar membawakan makan ke sarangnya , menyuapi anak-anaknya , dan dengan gigih melindungi keluarga kecilnya dari terpaan badai yang memporak-porandakan sarangnya , sang jantan tetap berada disampingnya .
Duhai sang pujaan hati , tidakkah kau sadari disampingmu ini , telah duduk seorang pria yang mencintaimu sepenuh hati , tak peduli seberapa hancur dirimu , tak peduli seberapa kotor selangkanganmu , pria ini tetap mendekat kepadamu , menyeka air matamu dan mendekapmu sembari memandang sang senja yang mulai menghampiri . Tidakkah kamu sadari pria yang sedari tadi duduk disinilah yang tak mempedulikan seberapa buruk masa lalumu , melainkan mempermasalahkan detik ini dan masa depan .
Karena aku tak mencintai selangkanganmu , atau sebagian dari dirimu , melainkan aku mencintai dirimu sepenuhnya , sang wanita yang telah lama aku puja"
Dia memandang pria itu
Sorotnya tak lagi kosong , sungguh penuh harapan
Bibirnya tak kuasa untuk tersenyum
Sang Semesta kecil telah menghampirinya !
~Sandi Pralistya
Komentar
Posting Komentar