Rangkuman Psikoanalisis Part 1



-Teori Psikoanalisis Klasik
Sigmund Freud adalah orang pertama yang memetakan alam bawah sadar manusia . Ia mengetahui bahwa banyak sikap dan perasaan yang diungkapkan pasien-pasiennya (ketika dia berada di rumah sakit wina dulu) tidak mungkin berasal dari alam sadar , melainkan dari alam bawah sadar . Pengalaman-pengalaman Freud dalam terapi memberi keyakinan bahwa ketidak sadaran merupakan factor penentu tingkah laku yang penting dan dinamik . Freud membagi tiga tingkat kehidupan mental yaitu : keidaksadaran(alam tak sadar) , keprasadaran(alam prasadar),dan kesadaran (alam sadar). Dalam psikologi Freud , tiga tingkat kehidupan mental digunakan untuk menunjukkan baik proses maupun tempat. Adanya tempat itu hanya merupakan gagasan hipotesis dan dalam kenyataan tidak ada dalam tubuh .
  
             Ketidaksadaran
Isi dari ketidaksadaran adalah dorongan-dorongan , keinginan-keinginan , sikap-sikap, perasaan-perasaan,pikiran-pikiran,atau insting-insting yang tidak dapat dikontrol oleh kemauan , hanya dengan susah payah ditarik - kalau dapat – ke dalam kesadaran,tidak terikat logika dan tidak dapat dibatasi oleh waktu dan tempat.Ketidaksadaran memotivasi sebagian besar kata-kata,perasaan,dan tindakan manusia. Meskipun kita menyadari tingkah laku kita,tetapi kita sering tidak menyadari proses mental yang berada dibalik tingkah laku itu . Misalnya seorang perempuan mungkin tertarik kepada seorang laki-laki tetapi ia tak menyadari sepenuhnya mengapa ia tertarik , sesuatu yang kelihatannya irasional .
Proses-proses tak sadar sering menyelinap masuk ke dalam kesadaran setelah menyamar atau berubah untuk menghindari penyensuran . Freud menggunakan analogi penjaga atau menyensur yang merintangi jalan lintasan antara ketidaksadaran dan keprasadaran serta mencegah ingatan-ingatan yang  menimbulkan kecemasan yang tidak diinginkan memasuki kesadaran. Untuk memasuki tingkat alam sadar , bahan-bahan yang tak sadar ini pertama-tama harus menyamar untuk melewati penyensur pertama dan kemudian harus menghindarkan diri dari penyensur terakhir yang mengawasi jalan lintasan antara keprasadaran dan kesadaran .
Pada waktu ingatan-ingatan ini memasuki alam sadar , kita tidak lagi mengindahkan kegunaanya selain melihat mereka sebagai pengalaman-pengalaman yang menyenangkan. Pada umumnya,pikiran-pikiran ini mengandung motif-motif seksual yang kuat atau agresif karena tingkah laku seksual dan agresif masa kanak-kanak sering dihukum atau disupresikan. Hukuman dan supresi sering menyebabkan perasaan-perasaan cemas dan kecemasan pada gilirannya mendorong represi terhadap fantasi-fantasi seksual dan agresif. Represi adalah memaksa pengalaman-pengalaman yang tidak diinginkan dan penuh dengan kecemasan memasuki ketidaksadaran sebagai petahanan terhadap rasa sakit yang disebabkan oleh kecemasan itu. 

Keprasadaran
Tingkat pikiran prasadar berisi semua elemen yang tak sadar, tetapi dapat dengan mudah disadari (Freud, 1993/1964). Isi keprasadaran berasal dari dua sumber, yakni persepsi sadar dan ketidaksadaran. Dalam persepsi sadar apa yang dipersepsikan seseorang adalah sadar hanya untuk sementara waktu, tetapi kemudian cepat memasuki keprasadaran bila pusat perhatian beralih kepada pikiran orang lain. Pikiran - pikiran yang cepat berubah antara sadar dan prasadar ini pada umumnya bebas dari kecemasan dan dalam kenyataannya lebih menyerupai gambaran-gambaran sadar daripada dorongan - dorongan tak sadar.
Dalam sumber kedua, yakni ketidaksadaran, pikiran – pikiran dapat menerobos penyensur yang selalu waspada dan memasuki keprasadaran, sekalipun dalam bentuk tersamar. Beberapa di antara pikiran – pikiran itu tidak pernah menjadi sadar karena bila kita mengetahui mereka sebagai derivatif – derivatif ketidaksadaran, maka tingkat kecemasan kita bertambah. Dengan demikian, penyensur terakhir kita merepresikan pikiran-pikiran yang berisi kecemasan ke dalam ketidaksadaran. Pikiran-pikiran lain yang berasal dari ketidaksadaran dapat memasuki kesadaran tetapi hanya karena sifatnya yang asli tersamar melalui proses mimpi, keseleo lidah (salah ucap), atau tindakan defensive yang dilakukan dengan teliti.
            
            Kesadaran
Alam sadar memainkan pean yang relative kecil dalam teori psikoanalitik dapat didefinisikan sebagai elemen – elemen mental dalam kesadaran pada saat tertentu. Kesadaran merupakan satu-satunya tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita.
Kesadaran merupakan salah satu tingkat kehidupan mental yang secara langsung tersedia bagi kita.Pikiran-pikiran  dapat mencapai kesadaran-kesadaran dari dua arah yang berbeda.Pertama dari sistem sadar perseptual yang diarahkan ke dunia luar dan bertindak sebagai medium persepsi terhadap stimulus-stimulus eksternal. Dengan kata lain, apa yang kita persepsikan melalui organ-organpanca indra kita bila tidak terlalu mengancam akan memasuki kesaradan (freud, 1933/1964)
Sumber kedua dari elemen-elemen sadar berasal dari dalam struktur mental dan meliputi pikiran-pikiran yang tidak mengancam dari alam prasadar (keprasadaran), dan juga pikiran-pikiran yang mengancam tetapi tersamar dengan baik dari ketidaksadaran.

  • Daerah-daerah pikiran
Dalam perjalanan kariernya, Freud telah menciptakan dua model pikiran manusia. Model pertama adalah model neurologis (1895), yang kemudia segera di tinggalkannya. Model kedua adalah model topografis (1900), model ini berlangsung hampir selama 20 tahun dan dilihat sebagai satu-satunya model tentang jiwa dimana ia menggambarkan perjuangan psikis sebagai konflik antara kekuatan-kekuatan sadar dan kekuatan-kekuatan tak sadar. Kemudian (1923a) Freud memperkenalkan suatu model struktual yang tidak lagi menggambarkan fungsi mental sebagai terdiri dari subsistem-subsistem yang terpisah dan dibatasi secara kaku. Model struktural menggambarkan pikiran manusia sebagai campuran atau gabungan dari kekuatan-kekuatan dimana bagian-bagian dari kepribadian sadar juga dapat mengandung isi tak sadar. Tiga agen yang diberi nama baru yakni, id, igo, dan supeego, memasukkan semua fungsi mental yang sebelumnya diberikan kepada ketidaksadara dan keprasadaran.
Bagi Freud, bagian yang sangat primitif dari jiwa adalah id (das es), bagian kedua adalah ego (das Ich), serta bagian ketiga superego (das Uberich). Mereka berinteraksi dengan tiga tingkatan kehidupan mental sehingga ego melintasi semua tingkat topografis dan memiliki komponen sadar, prasadar, dan tak sadarr, sedangkan superego adalah prasadar dan tak sadar. Pada intinya kepribadiaan dan sama sekali tidak disadari individu terdapat wilayah psikis yang disebut id (istilah id diambil Freud dari Georg Groddeck [1992]). Dilihat dari perkembangannya, id adalah bagian tertua dari kepribadian. Id beroperasi seluruhnya pada tingkat kesadaran dan tidak diatur pertimbangan waktu, tempat, dan logika. Id merupakan tempat penyimpanan dari energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menjalankan kedua sistem lain.
Ego adalah “aku” atau “diri” yang tumbuh dari id pada masa bayi dan menjadi sumber dari individu untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Dengan adanya ego, individu dapat membedakan dirinya dari lingkungan sekitarnya dan dengan demikian terbentuklah inti yang mengintregasikan kepribadian. Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan kenyataan obyektif. Untuk melakukan perannya secara efisien, ego mengontrol semua fungsi kognitif dan intelektual. Sebagai bagian jiwa yang berhubungan dengan dunia luar, ego menjadi bagian kepribadian yang mengambilkeputusan atau eksekutif kepribadian. Dikatakan eksekutif karena ego mengontrol pintu-pintu ke arah tindakan. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi eksekutif, ego harus mempertimbangkan tuntutan-tuntutan dari id dan superego yang bertentangan dan tidak realistik. Menurut Freud (1933/1964), ego terdefinisasi dari id ketika bayi belajar membedakan dirinya dengan dunia luar. Ego sendiri tidak memiliki energi, tetapi ego memperoleh energi itu dari id.
            Superego adalah bagian moral atau etis dari kepribadian. Superego mulai berembang pada waktu ego menginternalisasikan norma-norma sosial dan moral. Superego adalah perwujudan internal dari nilai nilai dan cita-cita tradisional masyarakat. Superego dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealistik yang bertentangan dengan prinsip kenikmatan dari id dan prinsip kenyataan dari ego. Superego tumbuh dari ego dan seperti ego superego tidak memiliki energi dari dirinya sendiri. Namn suerego berbeda dengan ego dalam hal yang penting, yakni sperego tidak berhubungan dengan dunia luar dan dengan demikian tuntutannya untuk kesempurnaan tidak realistis. Superego memiliki dua subsistem, yaitu suara hati dan ego ideal. Suara hati adalah hasil dari pengalaman dengan hukuman yang diberikan orang tua atas tingkah laku yang tidak tipat dan mengatakan kepada anak apa yang tidak boleh dilakukannya. Sebaliknya ego ideal berkembang dari pengalaman dengan hadiah-hadiah untuk tingkah laku yang tepat dan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukannya. Perasaan bersalah adalah fungsi dari suara hati, sedangkan perasaan rendah diri disebabkan oleh ego ideal. Fungsi-fungsi super ego adalah (!)merintangi implus-implus id,terutama implus-implus seksual dan agresif karena implus-implus ini sangat dikutuk oleh masyarakat (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistik dengan tujuan-tujuan moralistik (3) mengejar kesempur. Dengan demikian superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego.
            Insting adalah konsep psikologis dan biologis, suatu “konsep perbatasan”. Freud menyebutkan ada 4 ciri khas insting yang pertama adalah impetus (pressure) yaitu daya atau kekuatan yang ditentukan oleh insting kebutuhan yang mendasarinya. Yang kedua adalah sumber, yakni asal dari insting yang harus dicari pada proses-proses kimia dan fisika pada tubuh. Proses-proses ini menimbulkan kebutuhan-kebutuhan jaringan organisme yang membuat tuntutan dari proses-proses itu dirasakan pada operasi-operasi mental yang megendalikan tingkah laku. Ketiga adalah tujuan, dorongan dorongan insting tertuju pada satu tujuan kepuasan atau reaksi tegangan.keempat adalah objek adalah seluruh kegiatan yang menjembatani antara munulnya suatu hasrat dan pemenuhannya.

Terapi Psikoanalisis Freud
Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
1.     Asosiasi bebas
- suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu
2.     Penafsiran
Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi2 bebas, mimpi2, resistensi2 dan transferensi
* bentuk nya = tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna 2
3.     Analisis Mimpi
- Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan
4.     Analisis dan Penafsiran Resistensi
- Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi shg dia bias menanganinya
5.     Analisis & Penafsiran Transferensi
- Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi

Konsep dasar Teknik Psikoanalisis
            Selain menghasilkan suatu teori kepribadian yang komprehensif, freud mengemukakan juga suatu teori tenntang gangguan gangguan mental dan teori serta teknik psikoterapi. Ketiga hal ini – kepribadian nornmal, perkembnagan abnormal, dan psikoterapi – tidak dapat dipisahkan.
            Tujuan utama terapi psikoanalitik adalah untuk mengungkapkan ingatan ingatan yang direpresikan. Secara lebih khusus tujuan psikoanalisis adalah “memperkuat ego, membuatnya lebih independen dari superego, memperlebar medan perseptualnya dan memperluas organisasinya sehingga ia dapat mengambil bagian bagian yang segar dari id. Dimana id berada , disitu ego akan berada” (Freud, 1933/1964:80)
            Untuk membawa bahan bahan tak sadar ke dalam kesadaran, Freud  menggunakan dua teknik- asosiasi bebas dan analisis mimpi. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk mencapai ketidaksadaran dengan bertolak dari pikiran sadar sekarang dan mengikutinya melalui suatu rentetan asosiasi asosiasi sampai ke mana saja ia membawanya.
            Beberapa keterbatasan psikoanalisis: pertama, tidak semua ingatan lama dapat atau harus disadari. Kedua, perawatan tidak efektif dengan psikosis atau penyakit konstitusional, dibandingkan dengan neurosis-neurosis, seperti fobia, histeria, dan obsesi. Ketiga, pasien yang telah semnuh mungkin kemudian mengembangkan neurosis lain. Jadi, psikoanalisis harus digunakan bersama dengan terapi lain.
            Bila perawatan analitik berhasil, pasien tidak lagi menderita simtom simtom yang melumpuhkan, mereka menggunakan energi psikis untuk melaksanakan fungsi fungsi ego, dan mereka memiliki ego yang berkembang dan memasuki pengalaman yang sebelumnya direpresikan.
  • Perkembangan Historis terapi psikoanalisis
            Prosedur teknis adalah langkah, alat, cara bertindak, instrumen yang dijalankan oleh terapis atau pasien dengan tujuan memajukan atau mengembangkan lebih lanjut proses proses terapeutik. Hipnosis, sugesti, asosiasi bebas, dan interpretasi adalah contoh prosedur teknis. Proses terapeutik adalah serangkaian peristiwa psikis yang saling terkait di dalam pasien, suatu kontinuitas kekuatan dan tindakan yang mengandung akibat atau tujuan yang menyembuhkan.
  • Perubahan dalam Prosedur Teknis
            Josef breuer ,seorang dokter terkemuka di kota wiina,dari bulan desember 1880 sampai bulan juni 1882 mengobati denagn hipnosa “Anna O”,seorang gadis berumur 21 tahun yang menunjukan beberapa gejala histerik,Sigmund freud (1856-1939) mendengar kasus ini secara terperinci dari breuer,teman akrabnya.halini merupakan salah satu factor yang mendorong freud mengembangkan psikoanalisa
            Mula-mula freud menggunakan juga hipnosa,akan tetapi kemudian dikembangkan teknik pengobatan lain yaitu metoda konsentrasi : pasien yang berbaring diatas dipan dengan mata tertutup dianjurkan dengan sangat (freud menekankan tanganya pada dahi  pasien dan mendesak dengan pertanyaan-pertanyaan) supaya berkonsentrasi pada salah satu gejala tertentu dan menceritakan kepadanya segala yang diingat tentang hal itu.sesudah ini,pelan-pelan metode asosiasi bebas dikembangkan yaitu si pasien tetp berbaring diatas dipan,matanya tidak perlu ditutup lagi dan tanpa tekanan  tangan freud pada dahinya,pasien mengeluarkan segala pikiran yang pada waktu itu timbul kea lam bawah sadar.ternyata ingatan ini menjangkau sampai kekanak-kanakannya,jauh sebelum timbulnya gejala gangguan jiwa.freud juga melihat bahwa terdapat banyak hambatan dalam mengeluarkan isi pikiran pasien.hambatan ini terjadi sebagai akibat  kekuatan tertentu yang sering  tidak disadari oleh pasien dan yang berusaha agar ingatan mengenai hal-hal yang mencemaskan atau menyakitkan tidak akan teringat kembali (tidak masuk kea lam sadar).
            Freud juga mengembangkan teori  naluri (“instinct”).libido adalah suatu gaya yang melambangkan naluri sexsual.adapun libido ini berkembang sejak masa bayi sampai pada masa dewasa.pemilihan objek cinta serta hubungan cinta itu sendiri dan hubungan dengan objek lain-lain dalam bidang-bidang  yang lain sangat tergantung pada sifat dasar dan mutu hubungan dengan obyek-obyek pada masa bayi dan kanak-kanak.
            Asosiasi bebas menjadi metode yang memuaskan karena memberi kemungkinan pada pikiran pasien yang tak terkendali untuk memasuki situasi perawatan. Prosedur asosiasi bebas dikenal sebagai kaidah fudamental atau kaidah dasar psikoanalisis (Freud, 1912a:107)
            Asosisasi bebas tetap menjadi metode komunikasi dasar dan unik bagi pasien dalam perawatan psikoanalitik. Interpretasi tetap menjadi instrumen psikoanalisis yang terakhir dan menetukan. Kedua prosedur ini merupakan ciri khas terapi psikoanalitik.
  • Perubahan dalam Teori dan Proses Terapeutik
            Studies in Histeria (1875) menandai berdirinya aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan diskusi tentang teknik terapi yang dilakukan oleh Freud. Breur dan Freud berpendapat bahwa hanya dengan abreaksi pasien dapat mencapai akibat ‘katarsis’ yang sempurna dan dengan demikian bebas dari simtom histerikal. Selanjutnya, pengalaman  ini hilang dari ingatan pasien dalam keadaan normal dan hanya dapat diingat kembali dengan hipnosis.
            Breuer dan Freud kemudian mempublikasikan teori mereka dalam studies in hysteria. Mereka mengklaim bahwa histeria adalah konsekuensi dari emosi yang tidak dapat ditolerir dan tidak dapat diungkapkan ketika emosi tersebut tergugah. Emosi tersebut berlanjut dalam bentuk internal. Terapi berupa bantuan terhadap pasien untuk membawa seluruh kekuatan perasaannya. Kelumpuhan lengan Anna misalnya, menghilang ketika dalam ruang konsultasi, ia mengungkapkan kengerian yang tidak dapat ia lepaskan dalam kamar tidur ayahnya yang terbaring sakit.
            Begitulah kasus Anna O, seperti telah disinggung dimuka, adalah salah satu kajian kasus Freud yang palig terkenal. Dari rekonstruksi, terinci masa lalu Anna O dan peristiwa-peristiwa yang bermakna dalam hidupnya. Freud dalam menelusuri sumber persoalan neurotik wanita tersebut sampai ke peristiwa pada masa awal kanak-kanaknya.
            Dalam makalahnya yg berjudul Freud’s Psycho-Analytic Procedure (1904), ia mengatakan bahwa perubahan teknik dari hipnosis dan sugesti ke asosiasi bebas menyebabkan penemuan penemuan baru dan akhirnya mengharuskan suatu konsepsi tentang proses terapeutik yang berbeda meskipun tidak bertentangan.  Hipnosis dan sugesti menyembunyikan resistensi dan menghalangi pandangan dokter terhadap kekuatan kekuatan psikis. Dengan mengikuti resistensi resistensi, orang memperoleh informasi yang tidak lengkap dan keberhasilan terapeurik hanya bersifat sementara. Tugas terapeutik adalah mengatasi resistensi, mematahkan represi, dan kemudian mengisi celah celah dalam ingatan.
            Disini terjadi perubahan teori proses terpeutik dari abreaksi afek afek kepada usaha mengatasi amnesia. Dengan membiarkan pasien melepaskan tegangan tegangan emosional, ia akan mengalami suatu perasaan lega untuk sementara waktu. Selanjutnya, katarsis (abreaksi) berguna karena pelepasan emosi akan mengurangi kuantitasnya, dan kuantitas yang berkuran lebih mudah ditangani. Hal yang lebih penting adalah verbalisasi yang menyertai pelepasan emosi emosi dan impuls impuls itu memberi kemungkinan untuk dipelajari dengan jelas.
            Pendekatan baru sekarang adalah membuat ketidaksadaran menjadi sadar. Menghilangkan amnesia, menentukan kembali ingatan ingatan yang direpresikan.
            Dalam kasus Dora (1905) Freud sangat menekankan peran penting transferensi. Dalam psikoanalitik Freud, transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketaksadaran pasien karena alat ini mendorong pasien untuk menghidupkan kembali pelbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya.
            Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. Efek lain yang mungkin, ada dua, yaitu positif dan negatif. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis. Negatif: tatkala kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-kadang perlawanan yang keras terhadap terapis. Dan ini dapat berefek fatal terhadap proses terapi.

Dalam makalah Dynamics of Transference (1912a), ia menggambarkan hubungan antara transferensi dan resistensi, transferensi positif dan negayif, serta ambivalensi reaksi reaksi transferensi. Dari tahun 1912, analisis yang tetap terhadap transferensi dan resistensi menjadi elemen utama proses proses terapeurik. Kemudian Freud memperingatkan adanya kepuasan kepuasan transferensi dan mengemukakan bahwa psikoanalis harus menjadi orang yang tak tembus cahaya, seperti cermin bagi pasien pasiennya dan mempertahankan anonimitasnya (1912b:118).
            Dalam The ego and the id (1923b), Freud mengungkapkan pikiran dengan sangat singkat “ Psikoanalisis merupakan instrumen untuk memungkinkan ego mencapai kemenangan yang progresif terhadap id “. Pada tahun 1933, freud menulis bahwa usha usaha terapeutik dari psikoanalisis bertujuan untuk memperkuat ego, membutanya lebih independen dari superego, memperlebar medan persepsinya, dan  memperluas organisasinya sehingga ia dapat mengambil bagian bagian yang segar dari id.
            Abreaksi tidak lagi dianggap sebagai tujuan terapeutik, tetapi tetap berharga dalam cara cara lain. Analis tetap berusaha melewati batas kesadaran, tetapi ia menggunakan asosiasi bebas, analisis mimpi, dan interpretasi. Medan utama untuk pekerjaan analitik adalah daerah transferensi dan resisensi. Tuuannya adalah membuat ketidaksadarn menjadi sadar, menemukan kembali ingatan yang dicegah, dan mengatasi amnesia infantil, Tujuan terakhir psikoanalsis adalah meningkatkan kekuatan ego dalam hubungannya dengan superego, id, dan dunia luar




Sumber :

Semium,Yustinus.Teori kepribadian dan teori psikoanalitik Freud.Yogyakarta:Kanisius.2006.
https://en.wikipedia.org/wiki/Transference
https://en.wikipedia.org/wiki/Psychoanalysis











Komentar

Postingan Populer